Sekolah MIS MPI KLEP Dusun X di Asahan Butuh Bantuan Renovasi
![]() |
| Bangunan sekolah rusak. |
Tarmizi Panjaitan, Kepala Sekolah MIS MPI KLEP Dusun X, Desa Silau Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan sudah kehabisan akal rasanya. Ia kehabisan ide bagaimana caranya untuk menarik perhatian pemerintah agar setidaknya melirik kondisi sekolah mereka.“Tak pernah ada yang meninjau, begini-begini saja,” sahutnya.
Sekolah MIS MPI KLEP Dusun X adalah Sekolah Dasar terdekat dan
satu-satunya di daerah tersebut. Itu satu-satunya pilihan untuk
masyarakat sekitar bersekolah dibandingkan harus bersekolah di kota
dengan akses transportasi yang tak memadai. Biasanya anak-anak yang
sekolah di kota harus mengendarai sepeda sendirian dengan jarak tempuh
lebih dari satu jam. Belum lagi kalau laut sedang pasang, tinggi air
bisa mencapai lutut anak-anak.
Sama dengan kebanyakan sekolah di daerah pedalaman dengan akses yang
susah dijangkau, kondisi bangunan MIS MPI KLEP Dusun X juga tak bisa
dikatakan layak. Dibangun pada tahun 1988 atas swadaya masyarakat dan
direnovasi terakhir kali pada 1999. Sekolah ini hanya terdiri dari satu
bangunan memanjang. Ada lima ruangan di sana, tidak termasuk ruang guru.
Satu ruangan digunakan untuk kantin dan sisanya adalah ruangan kelas
yang dibagi untuk enam tingkatan kelas.
Bangunannya jelas jauh dari kata kokoh. Beberapa ruangan dibuat dengan
setengah beton dan sisanya papan. Sedangkan sebagian ruangan lain
didirikan dari papan secara keseluruhan.
Saat Tim 1000 Guru Medan berkunjung ke sana, dari empat ruangan yang
seharusnya digunakan untuk ruangan kelas, hanya tiga kelas yang kini
dapat digunakan.Tiga ruangan tersebut tetap tak bisa dikatakan ruangan
yang nyaman. Dinding papannya bolong-bolong di berbagai tempat. Asbes
dan atap ruangan kelas sudah lepas dimana-mana. Kursi dan meja juga ala
kadarnya saja. Tiga ruangan kelas tersebut yang harus dibagi untuk 47
orang siswa.
Tiap ruangan diisi oleh dua tingkatan kelas tanpa sekat sebagai
pembatas. Satu-satunya pembeda adalah posisi papan tulis yang kini
warnanya sudah berubah menjadi warna putih kapur tulis karena sudah
terlalu lama digunakan yang diletakkan di depan kelas. Kelas yang lebih
tinggi dengan posisi papan tulis yang lebih tinggi dan kelas yang rendah
dengan posisi papan tulis lebih rendah. “Mau bagaimana lagi. Kalau
nggak gini nanti anak-anak kena seng dan asbes yang udah runtuh,” papar
Tarmizi.
Dulu, pihak sekolah pernah mengajukan proposal ke pemerintah melalui
DPR, tapi apa mau dikata, proposal yang dititipkan malah dikatakan
hilang. Urusan birokrasi yang membelit menjadikan proposal tersebut tak
tahu dimana rimbanya. “Kami ini, orang desa. Dibilang hilang, ya mau
bagaimana lagi, hilang. Tak tahu lagi kami,” ucapnya.
Proposal tersebut dimaksudkan untuk mengaudiensi kondisi sekolah
mereka, baik dari fasilitas hingga tenaga pengajar. Kedatangan Tim 1000
Guru Medan membuat Husin Situmorang, Kepala Dusun X senang. Menurutnya
hal ini setidaknya akan memantik semangat para guru dan siswa yang
ada.“Paling tidak, hal ini bisa menjadi perpanjangan tangan agar kelak
sekolah kami dapat dibangun karena ya kondisinya seperti inilah. Sekolah
mau ambruk, bangkunya amburadul,” tambahnya.
Salah satu murid yang turut terpancing semangatnya karena kedatangan
Tim 1000 Guru adalah Nabila. Nabila memasuki usianya yang ke-11 tahun
ini dan terdaftar sebagai siswi kelas 6 di MIS MPI KLEP Dusun X. Raut
antusias jelas tergambar di wajahnya meskipun malam sudah menjelang saat
Tim 1000 Guru mengajaknya berbincang.
“Aku senang kakak-kakak datang ke sini. Bisa belajar, ada teman
bermain. Aku juga sedih karena kakak-kakak mau pulang besok, tidak ada
kawan main lagi. Tapi kami akan tetap mempraktekkan apa yang sudah
dipelajari tadi pagi. Tetap rajin belajar dan tetap semangat,”
paparnya.
https://www.jaranhosting.com>

No comments